Senin, 05 Maret 2012

inikah realita dari ambiguitas sebuah parameter nilai

harus kah kita percaya pada nilai yang kita peroleh?
ya.. :D
oo.. tapi :(
sepertinya tidak !
lho kenapa?
konflik batin meragukan kemampuan diri sendiri meskipun orang lain yang menilai setidaknya kita memiliki parameter untuk kemajuan diri .temanku tolonglah lihat!
Apakah kita itu mobil baru yang harus di pelihara, mobil tua yang kehilangan bensin dan harus di dorong atau kah kita ini adalah sebuah mobil rongsok yang hanya bernilai di tengah tumpukan besi lapuk?

manakah parameter yang tepat untuk sebuah nilai dengan apa bisa melihat tahap perkembangan ini ?

"raport"

Ya.. salah satunya, atau mungkin salah semua .
SMPTN sekarang jalur rapot. Bagi yang nilainya memang benar murni itu sebuah kebanggaan dan penghargaan akan prestasi.
tapi sejak kapan ada baking powder untuk pengembang nilai ? wah temuan baru yang tak mengherankan. Hehe.. manipulasi nasional kadang tak jadi momok yang mencengangkan.
sehingga merasa diri memiliki kemampuan yang hampir sempurna di semua bidang dan relatif sama.
ya bagi orang-orang yang berkemampuan EXTRAORDINARY memang mungkin . tapi apakah semua orang demikian?

tentu tidak guru-guru kita adalah guru terbaik yang mengetahui potensi siswanya, guru-guru kita adalah panutan dan sosok yang mendidik kita, dan mereka adalah yang terdidik bukan teman? ^_^

Tapi kenapa kadangkala nilai kita seperti seragam sekolah ya..!!
seragam yang sama warnanya berbanding lurus dengan nilainya dan jenisnya . uupss!! berarti pengajar telah berhasil meratakan sumberdaya dan potensi manusia seimbang
bukankan itu sebuah PenyetaRan bErSama TAk Sesuai aslI

Kalau jaman SD seperti wananya raport merah
masih sering kita jumpai ,Ya karena masa kecil itu polos kalau tidak bisa ya tidak bisa, bukanya masa kanak-kanak adalah masa yang berwarna dengan cita-cita tinggi dan beragam pula hhee
SMP biru . mungkin sudah mulai berfikir dan menemukan arti suatu kompetisi dan cita-cita mungkin hhaa...
SMA abu-abu
ya tidak jelas apakah nilai kita itu hitam atau putih sehingga penuh keraguan nilai abu-abulah yang menjadi sebuah cerminan keseragamannya, "munkin pula dan itu Katanya "

inilah paradigma yang menimbulkan ambiguitas pada parameter yang menimbulkan perasaan " kita mampu masuk jurusan ini fakultas ini fakultas itu toh nilainya di atas rata-rata pasti keterima,
alhamdulilah kalau sesuai kenyataan , kalau tidak ? dan realita dunia Perguruan Tinggi lebih tegas meberi warna apaka itu HITAM ataukah PUTIH dan bukanlah sebuah nilai ABU-ABU

tapi teman-teman,
tak usah khawatir, kita berikan kontribusi terbaik kita dalam beribadah lewat kancah pendidikan.
tak ada kebaikan yang sia-sia

JUJURLAH dalam BERKARYA,kita adalah mesin karya yang tengah mencetak lembar-lembar prestasi, buatlah karya yang bersinar hingga karya kita mampu menyinari kita suatu saat nanti.
BE YOU SELF ^_^ !!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar